Sinergi Pemkot-BPS, Perkuat Data untuk Turunkan Kemiskinan dan Majukan Pariwisata Kota

MADIUN - Pemerintah Kota Madiun memperkuat sinergi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan strategi penanggulangan kemiskinan dan pengembangan sektor pariwisata.

Pembahasan tersebut berlangsung dalam pertemuan yang dihadiri Wakil Wali Kota Madiun F. Bagus Panuntun, Sekda Soeko Dwi Handiarto, serta jajaran Badan Perencanaan, Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Madiun, Selasa (9/12).

Dalam kesempatan itu, BPS memaparkan hasil survei terbaru terkait indikator kemiskinan dan perkembangan pariwisata di Kota Madiun. Data tersebut menjadi dasar evaluasi sekaligus acuan penyempurnaan program pemerintah ke depan.

“BPS memaparkan data mengenai kemiskinan dan pariwisata. Dari komunikasi tadi, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, baik dari sisi indikator pariwisata maupun indikator kemiskinan,” ujar Wawali F. Bagus Panuntun.

Menurut data BPS, lanjut wawali, tingkat kemiskinan Kota Madiun terus menunjukkan tren menurun. Persentase penduduk miskin tahun 2024 tercatat 4,38 persen dan kembali turun menjadi 3,89 persen pada 2025.

“Angka kemiskinan kita sudah rendah, tapi pemerintah kota ingin tetap melakukan intervensi maksimal agar terus menurun. Program penanggulangan juga akan terus kita tingkatkan,” terangnya.

Di sisi lain, sektor pariwisata juga menjadi perhatian. Pemkot ingin memperkuat tolok ukur yang digunakan BPS sekaligus menyiapkan berbagai inovasi untuk meningkatkan daya tarik kota.

“Untuk pariwisata, kita ingin melihat indikator yang digunakan BPS sebagai acuan. Inovasi juga terus kita dorong, seperti pengembangan canoe, video mapping digital, hingga ekonomi kreatif yang berpotensi besar mendukung kemajuan kota,” jelasnya.

Pemkot Madiun juga menegaskan komitmen memberi ruang lebih luas bagi pelaku ekonomi kreatif agar ekosistem kreatif di kota ini semakin kuat dan berkelanjutan.

Pertemuan tersebut diharapkan menjadi langkah awal memperkuat kolaborasi Pemkot Madiun dan BPS demi menghadirkan data yang akurat, program yang tepat sasaran, serta pariwisata yang makin kompetitif.

(Bip/rat/kus/diskominfo)